ditengah kelamnya malam
diterpa kerisauan jiwa ini
Kecamuk belenggu emosi menjerat kuat hati
Tak tahu mengapa
Tak tahu harus seperti apa
Tak tahu harus menuju kemana
diri ini bagaikan kapal yang terombang ambing ditengah badai samudera tanpa kemudi nahkoda
menunggu kekaraman yang mengintai kapan saja
kelabu menyelimuti logika ini
hujan air permata
membentuk genangan berkilau pada ruas tangan ini
terlukis garis perak pada pelipis hingga pipi menciptakan bentangan sungai tak bermuara
entah sampai kapan harus ku sembunyikan rasa ini
Karena topeng ini bukanlah penyelamat
memendam realita yang sesungguhnya
akankah kau peduli wahai "Dunia nyata"
Kau adalah tempat yang indah
Tapi tak ingin ku hidup didalamnya
Diposting oleh
Rahma wang
0 komentar:
Posting Komentar