Malam ini terulang kembali
Pada tempat yang sama, lelah dan sepi
Memaksakan diri tertawa
Dinding ketidaktulusan bergantian menatap mata dan tempat hampa
Namun semuanya berubah kala kau datang
Dari seberang ruang bayanganmu
Berjalan ke arahku
Perbincangan menarik pun dimulai
Menanggapi semua ucapanmu yang cepat
Layaknya meniru diam-diam
Berjumpa denganmu sungguh
menyihirku
Yang bisa kukatakan hanyalah
Berjumpa denganmu aku termangu
Malam ini gemerlapan jangan terlewatkan
Kau terus mempesona, membuat terpana disepanjang
jalan
Aku kan terus bertanya-tanya, andai kau tahu
Berjumpa denganmu aku termangu
Pertanyaan terngiang
membangunkanku
Jam dua pagi, siapa yang kau rindu?
Aku bertanya-tanya hingga kantukku lenyap
Kini ku berputar-putar tak menentu
Berandai-andai kau di depan pintu
yang kan kubuka dan kau kan berkata
Berjumpa denganmu sungguh
menyihirku
Dan inilah aku yang sedang berdoa
Bahwa ini halaman pertama
Bukan akhir kisah ini
Pikiran ini menggemakan namamu
Hingga aku kembali bertemu denganmu
Inilah kata-kata yang kutahan
Karena ku pergi terlalu cepat
Kirimkan semua mimpi
saat tak ada seorangpun yang menyembunyikannya
jatuhkan air mata
bersama ombak lautan
tak ada akhir
tak ada "selamat tinggal"
menjauh dengan malam
simfoni keheningan
bernyanyi dengan sungguh dalam telinga
mengiringi kesuraman malam
kan ku hentikan hujan yang mengalir
saat terbawa mimpi buruk
ku menjerit dalam deru angin
kenyataan dunia ini pahit
hingga ku lebih suka bermimpi
terlelap dalam cahaya redup
bayangan asing melintas melalui jendela
memberikan pepatah
"ku telah bermimpi kehidupan yang pernah diharapkan"
Bangunkan aku jika kau diluar sana.
karna ku tak akan melupakannya
ini hanyalah malam yang berbeda
ku saksikan rembulan
melihat bintang jatuh
lalu terpikirkan dirimu
senandung nina bobo
mendayu-dayu di tepi sungai
jika dirimu disini
kan ku lantunkan ini untukmu
kau yang di sisi lain
bagaikan cakrawala yang terbelah menjadi dua
tak tertempuh untuk menemui mu
disini ku lihat rembulan
dapatkah kau melihatnya?
bukalah matamu dan lihatlah
pada garis dimana kita dipertemukan
kilauan cahaya menuntun kita
larut bersama malam
kembali ke waktu yang lalu
kau berbaring di pundakku
dan ku raih tanganmu
melewati lampu taman sepanjang jalan
kini ku hanya bisa mendengarkan detak jantung mu dalam radio
For : *E
bukanlah kata yang bisa dipadu padankan
bukanlah sejumlah angka yang bisa diperhitungkan
Tak sepatutnya dusta ini terus berlanjut
tak sepatutnya perlakuan ini mengelilingiku
terlalu lama menunggu menghabiskan waktu
terlalu cepat memutuskan
terburu-buru
diri ini bagaikan tak memiliki ruh
mati rasa
hati yang tak berperasaan
logika yang tak berjalan
pikiran membeku
perasaan terbakar
dua elemen yang berbeda
namun seakan-akan bertabrakan membentur jiwa
sesungguhnya diri ini amat lah lelah
problema yang tak kunjung terpecahkan
menambah tumpukan beban yang harus segera diselesaikan
motivasi dalam diriku tak kunjung naik
sekelebat kenangan mengacaukan konsentrasi
kini 3L merupakan bencana bagiku
Lemah, Lunglai, Lesu
Huhuhu :D
ditengah kelamnya malam
diterpa kerisauan jiwa ini
Kecamuk belenggu emosi menjerat kuat hati
Tak tahu mengapa
Tak tahu harus seperti apa
Tak tahu harus menuju kemana
diri ini bagaikan kapal yang terombang ambing ditengah badai samudera tanpa kemudi nahkoda
menunggu kekaraman yang mengintai kapan saja
kelabu menyelimuti logika ini
hujan air permata
membentuk genangan berkilau pada ruas tangan ini
terlukis garis perak pada pelipis hingga pipi menciptakan bentangan sungai tak bermuara
entah sampai kapan harus ku sembunyikan rasa ini
Karena topeng ini bukanlah penyelamat
memendam realita yang sesungguhnya
akankah kau peduli wahai "Dunia nyata"
Kau adalah tempat yang indah
Tapi tak ingin ku hidup didalamnya